Usai diskusi tentang pemberdayaan organisasi sosial, Tim Mata Aksara meminta para peserta menyusun rencana tindak lanjut. Salah satu kelompok memilih tema perempuan antikorupsi. Sebagai pengantar diskusi kecil, kami menyampaikan bahwa sikap antikorupsi bisa dimulai sejak dini, dari diri sendiri. Diskusi membahas aneka contoh kegiatan dan sikap antikorupsi.
Kelompok Srikandi namanya. Mereka meyakini, sebagai perempuan dan mahasiswa sudah bisa berkontribusi dalam melakukan pencegahan korupsi. Sikap kritis dan kepedulian adalah kuncinya. Lima perempuan muda ini menyusun rencana aksi yang akan dilakukan, yaitu:
1. Jangan Asal Dapur Ngebul
Dalam narasinya, mereka menyampaikan bahwa kelak ketika menikah, perempuan harus penuh perhatian terhadap kewajaran nafkah dari suami. Dollar OK, tapi menjaga kehalalan rizki adalah hal utama.
2. Kehadiran Mahasiswa Ghaib
Sorak meriah kerap tersedengar ketika presenter menyampaikan pendapatnya. Memancing kecurigaan, ternyata fenomena titip tanda tangan presensi sulit diberantas. Menutup diskusi, presenter menyampaikan kalimat yang sedang ngehits,
“Seberapa greget lo?”
“Kemarin gue nge-TA-in (tanda tanganin absen-red) teman. Dia dapat A, gue dapet D…”
Langsung deh disambut, “Eeeaaaa” oleh teman-teman mahasiswa satu kelas. Ibu Yuli, ketua jurusan dan dosen yang duduk di pojok ruangan pun akhirnya tertawa lepas setelah menahan senyum sejak kelompok Srikandi menyampaikan presentasi. Mereka perempuan muda yang peduli, kritis dan kreatif. Naskah rencana tindak lanjut dibuat dengan gaya yang menarik, dipresentasikan dengan gaya yang asyik. Semoga niat baik kalian di acara ini menjadi pembuka kesuksesan masa depan.
#SayaPerempuanAntiKorupsi