“Apa lu mau, gue bisa!”
Ketika banyak pustakawan memiliki semangat itu, maka perpustakaan akan menjadi tempat belajar yang menyenangkan. Berbekal banyak buku, aneka kegiatan bisa dilakukan. Jurusan perpustakaan pun membuat aneka skema, menyiapkan calon pustakawan handal.
Akan tetapi, Jurusan DIII Perpustakaan dan Informasi, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro meyakini, bahwa mahasiswa yang memiliki minat menjadi pustakawan tidaklah semuanya. Mereka perlu bekal tentang penyelenggaraan organisasi sosial. Kamis, 18 Oktober 2018, Tim Mata Aksara pun meluncur ke Semarang. Terkait dengan tema berkegiatan di organisasi sosial, Tim Mata Aksara menyampaikan materi hal antara lain: tema atau isu yang dipilih dalam berkegiatan, personil (relawan) dan kompetensi diri, jejaring, dan sumber dana. Untuk memperjelas, kegiatan Mata Aksara digunakan sebagai contoh pembahasan.
Usai materi tentang ketangguhan dalam berkegiatan sosial, maka Tim Mata Aksara memberikan tugas menyusun rencana tindak lanjut. Peserta dibagi menjadi tujuh kelompok. Tiap kelompok diminta untuk mendiskusikan rencana komunitas yang akan didirikan. Dan inilah hasilnya :
1. Komunitas Kajo (Kawan Jomblo)
Dedikasi : teman-teman yang belum menikah
Konsep : pemanfaatkan limbah dan keahlian anggota komunitas
Target : komunitas
Sumber dana : anggota komunitas, founder
Cara : 4 program
- Pemanfaatan limbah sekitar
- Praktek memasak (hasil masakan dijual untuk menambah sumber dana)
- Cover musik
- Fotografi (instagram, twitter, youtuber)
2. Komunitas Srikandi
Dedikasi : perempuan anti korupsi
Konsep : mengangkat isu anti korupsi
Target : perempuan yang berani menyuarakan anti korupsi
Cara :
- The power of emak-emak
“Jangan asal dapur ngebul”, waspada asal penghasilan suami, sebaiknya dari sumber yang jelas - The power of ‘mahasiswa ghaib’
“Paraf ada wujud tak ada” atau “Aku disini kau disana”
“Kemarin gue nge-TA-in doi, dia dapat A gue dapat D”
Katakan tidak meskipun pada teman !!
3. Komunitas Bolokuncoro (Bocah Solo Tekun Moco Aksoro)
“Anak Solo Tekun Membaca Aksara”
Dedikasi : implementasi Undang-Undang No.43 th 2007 pasal 48 tentang membudayakan gemar membaca
Konsep : menanamkan budaya membaca di usia dini
Target : keluarga
Sumber dana : sponsor, MOU, swadaya
Cara : membuat buku pop-up, kemasan buku yang menarik, mendongeng, lomba
4. Komunitas Sahabat Daur Ulang (Go-Green)
Dedikasi : pemanfaatan daur ulang dan menciptakan ruang hijau
Konsep : penyuluhan dan sosialisasi
Target : masyarakat pinggiran laut dan desa
Cara : turun langsung praktek
- mengurangi pemakaian bahan plastik
- penanaman pohon
- pelibatan perpustakaan
- kreasi dari daur ulang
Waktu : 3 bulan sekali mengadakan event “recycle festival” mengajak kerjasama beberapa komunitas dan organisasi
5. Komunitas Lentera Pesisir
Dedikasi : masyarakat pesisir
Konsep : penyuluhan dan sosialisasi
Target : masyarakat pesisir dan anak-anak
Sumber dana : mandiri dan donasi
Cara :
- pendidikan : literasi dini
- lingkungan : penanaman pohon
menyiapkan tempat sebagai rumah pustaka
6. Komunitas Selamatkan Pantaiku
Dedikasi : pemeliharaan lingkungan pantai
Konsep : gerakan 1 orang menanam 1 pohon
Target : penanggulangan abrasi pantai
Cara : penanaman pohon bakau 1 orang 1 pohon
7. Komunitas LAPUS (Langkah Pustaka)
Dedikasi : lingkungan tanggap bencana
Konsep : penyuluhan dan sosialisasi
Target : masyarakat desa dan kota
Cara : mengurangi dampak bencana (banjir, tanah longsor, kebakaran, tsunami) dengan bentuk game simulasi bencana
Waktu : tiap 6 bulan sekali