Bersama Mata Aksara Memperingati Read Aloud Day 2020

Hari ini, tanggal 5 Januari adalah hari Read Aloud sedunia. Memang tidak banyak yang tahu itu adalah Read Aloud Day, bahkan masih banyak yang tidak tahu apakah itu yang dimaksud Read Aloud. Read Aloud kalau dalam bahasa Indonesia adalah Membaca Lantang. Ini merupakan metode membaca dengan suara keras (bisa didengar) dengan memberikan tekanan-tekanan kalimat, ekspresi wajah dan intonasi kata yang tepat sehingga orang yang mendengarkan bisa lebih mudah memahami apa yang dibacakan, bahkan kalau itu sebuah cerita, para pendengar akan terlarut di dalam cerita tersebut sehingga pesan atau imajinasi pengarang cerita dapat tersampaikan dengan baik.

Kali ini Mata Aksara mengundang masyarakat sekitar dan beberapa komunitas pegiat literasi terkait penyelenggaraan peringatan Read Aloud Day 2020 tersebut sekaligus menghadirkan para narasumber yaitu Hadi Anshari yang merupakan dosen Universitas Islam Indonesia dan Nuradi Indrawijaya sebagai Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Sleman yang telah berhasil menerapkan metode read aloud di masyarakat. Sehingga diharapkan metode read aloud ini akan dipakai lebih luas, karena dampak positif yang cukup signifikan ketika diterapkan kepada anak sejak dini.

Sesi pertama acara ini adalah mengajak para hadirin untuk ikut memeriahkan Read Aloud Day ini dengan membacakan buku dengan suara keras, beberapa pengunjung berminat untuk membacakan buku ini dengan lantang. Tidak ketinggalan hadir pula Kepala Dinas Perpustakaan Sleman yang telah purna tugas di tahun 2019 lalu A. Ayu Laksmi. Beliau yang saat ini juga aktif dalam pendampingan Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca berkenan memperkenalkan metode read aloud ini dengan ikut membacakan cuplikan sebuah buku.

Sesi berikutnya adalah pentas teatrikal anak-anak komunitas Mata Aksara yang selama ini telah belajar metode read aloud. Kisah cerita yang dipentaskan diambil dari sebuah buku yang mereka baca sehingga mereka tidak kesulitan dengan naskah yang dipentaskan, dengan memahami benar cerita yang ada di dalam buku tersebut anak-anak itu bahkan bisa berimprovisasi dengan kata-kata mereka sendiri.

Dilanjutkan dengan sesi ketiga dan dibagi menjadi 2, yaitu kelompok anak-anak dan orangtua. Anak-anak dengan pendampingan relawan Mata Aksara beraktivitas di ruang perpustakaan Mata Aksara untuk menghias sebuah foto yang mereka bawa. Foto itu adalah foto mereka sendiri bersama keluarga, ditempel ke selembar kertas lalu dihias. Poin utamanya adalah anak-anak tersebut disuruh untuk menceritakan kisah terkait peristiwa di dalam foto yang dihias itu. 

Sementara para orangtua berdiskusi seputar cara penerapan metode read aloud dengan para narasumber.

Leave a Reply

Your email address will not be published.