MAKNA

Mata Aksara mempunyai dua unsur kata yaitu Mata dan Aksara. Masing-masing kata mempunyai makna yang berbeda. Mata adalah alat untuk melihat. Melihat yang kami maksud adalah dengan kasat mata yakni melalui indra mata maupun melihat di balik yang nampak: mata hati.

Aksara adalah unsur penyusun kata. Kata merupakan rangkaian aksara yang membentuk makna. Dan bukan hanya aksara alphabeth saja yang mampu membentuk kata dan makna, namun segala ciptaan Tuhan merupakan huruf-huruf atau aksara yang harus dicari pula maknanya.

Keberadaan Mata Aksara dimaksudkan untuk membantu setiap orang memahami segala ciptaan Tuhan sebagai aksara yang tersirat, dan memahami  buku dan ilmu sebagai aksara yang tersurat melalui mata hati dan indra mata.

Berawal dari Perpustakaan Keluarga

Mata Aksara berawal dari perpustakaan pribadi keluarga Nuradi Indra Wijaya. Buku-buku tersebut telah dikoleksi sejak tahun 2002 yang sebagian besar berupa buku anak-anak dan novel. Sudah menjadi kebiasaan sejak lama bahwa jadwal jalan-jalan keluarga Nuradi selalu menjadikan toko buku sebagai tujuan utama. Pada tahun 2009, buku yang telah banyak mulai ditata dan dihitung. Barulah kemudian tersadar bahwa koleksi sudah cukup banyak. Yakni  mencapai 600 (enam ratus) eksemplaar buku.

Setelah melalui musyawarah keluarga kecil dan terutama atas persetujuan putri sulung Keluarga Nuradi sebagai pemilik sebagian besar buku, keluarga kecil tersebut meniatkan koleksi yang dimiliki dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Atas dasar kesadaran itulah pada tanggal 9 Juli 2010 Mata Aksara resmi didirikan. Mata Aksara merupakan satu langkah kecil keluarga Nuradi Indrawijaya untuk memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan minat baca masyarakat.  Mata Aksara ingin menjadi mitra bagi anak-anak dan sekolah untuk bersama-sama menebar benih kebaikan dan perubahan melalui buku. Berada di kawasan kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Mata Aksara bertujuan ikut membangun masyarakat melalui pendidikan nonformal di wilayah Yogyakarta bagian utara. Berada dekat dengan universitas besar justru menjadi penyeimbang. Jika kampus memberikan layanan pendidikan formal untuk mahasiswa, maka Rumpin Mata Aksara memberikan layanan nonformal untuk masyarakat di sekitar kampus tersebut.

Mata Aksara awalnya tumbuh dari kegiatan membangun budaya baca. Kegiatan dengan buku tersebut kemudian berkembang dengan berbagai kegiatan lainnya. Masyarakat yang terlibat pun semakin banyak. Mulai dari anak-anak, remaja, mahasiswa, ibu-ibu dan kelompok tani, semua bisa mendapatkan layanan kegiatan.


 

Legalitas

Mata Aksara telah berdiri dan memulai kegiatan sejak Januari 2010. Kepala Desa Umbul Martani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman mengukuhkan kelembagaan Mata Aksara melalui SK Kepala Desa Nomor 05/Kep.KD/2011 tanggal 28 April 2011. Kelembagaan secara resmi disahkan melalui Akta Notaris Edward Warma Raya, SH Nomor 19 Tanggal 16 Maret 2012.