Belajar Menulis Artikel bersama Agus M Irkham

Senin sore, 17 Desember 2012 Mata Aksara punya hajat besar. Tonggak baru diselenggarakannya kegiatan menulis di TBM Mata Aksara. Pasca penandatanganan MoU pendidikan jurnalistik antara TBM Mata Aksara dengan LPJB Bernas, kegiatan nyata belum dilaksanakan. Atas nama kesibukan, selalu ada alasan untuk menunda kegiatan. Kebiasaan buruk, yang disadari harus segera dihentikan.

Momentum dimulainya kegiatan ini ditemukan ketika Pak Agus M. Irkham, Kepala Departemen Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat mengabarkan kedatangan beliau di Yogyakarta. Tentu saja kesempatan emas ini tidak dilewatkan begitu saja. Banyaknya tulisan yang telah dihasilkan beliau, meggelitik kami untuk “memanfaatkan” kepiawaian Pak Agus M Irkham dan membagi keahliannya untuk anggota TBM Mata Aksara.

Waktu dan tanggal disepakati. Hari Senin, 17 Desember 2012 pukul 15.30 kegiatan terjadwal dilaksanakan. Undangan disampaikan, kegiatan diinformasikan. Ada 12 (dua belas) peserta yang hadir dalam kegiatan ini. Sengaja memang tidak menyampaikan banyak undangan. Kami mendesain kegiatan agar bisa lebih fokus, memilih peserta yang memang dinilai akan memanfaatkan kegiatan ini dengan maksimal. Guru terpilih menjadi peserta utama kami. Mata Aksara bermaksud ikut serta dalam membangun kompetensi para guru di bidang menulis. Tentu saja semua ini tidak lepas dari obsesi kami untuk menguatkan kapasitas pribadi para guru. Ketika para guru sudah mampu menulis dengan baik, siapa lagi yang akan menikmati hasilnya selain para anak muridnya?

Diiringi hujan rintik yang turun dengan lembut di sore itu, kegiatan dilaksanakan. Acara dibuka Ketua TBM Mata Aksara dengan mengutip tulisan Pak Agus M Irkham di buku “Gempa Literasi”. Cerita tentang seorang guru yang akan mengikuti seleksi guru teladan, merasakan bahwa antara otak dan tangan menjadi berjarak jutaan kilometer ketika harus menulis artikel, sungguh menggugah dan dirasakan benar adanya. Semua menyadari bahwa pada saat ini semua jabatan memerlukan keahlian menulis. Untuk kenaikan pangkat, guru mutlak menulis. Demikian juga dengan para pustakawan. Menyadari hal tersebut, acara latihan menulis artikel ini diselenggarakan. Setelah pengantar singkat tersebut, waktu sepenuhnya disampaikan pada Pak Agus M Irkham untuk berbagi ilmu.

Acara berlangsung cukup seru. Ada tanya jawab, sekaligus konsultasi kecil dari para peserta. Bapak Yustam Sudrajat dan Bapak Sukeri, keduanya dari Perpustakaan Kabupaten Sleman berdiskusi cukup intens dengan narasumber. Tidak ketinggalan, Ibu Siti Romlah dari SD Model dan Ibu Yuni Pratiwi dari SD Seloharjo juga aktif mengikuti diskusi.

Materi memang tidak ada yang dibagikan dalam bentuk makalah atau power point. Syukurlah, Pak Agus M Irkham merangkum materi yang disampaikan dalam kultwit di akun twitter beliau @agusmikham. Mari kita simak materi yang disampaikan:

#nulisartikel 1.  How to write itu penting. Willingnest to write jauh lebih penting. Temukan alasan yang paling emosional mengapa harus nulis

#nulisartikel 2.  Alasan menulis ada: ekonomis, sosiologis, ideologis. Jadikan yang terakhir sebagai ultimate reason.

#nulisartikel 3.  Artikel adalah pendapat pribadi seseorang terhadap suatu peristiwa berdasarkan data (dan fakta)

#nulisartikel 4.  First key on writing is to write, not to think. 1st you write with your heart and then you rewrite with your head

#nulisartikel 5.  Setiap tulisan haruslah memiliki daya ketuk/daya ungkit, daya isi dan daya memahamkan. Copas @salimafillah

#nulisartikel 6.  Secara umum jenis tulisan terbagi menjadi dua, academic writing (non fiksi) dan creative writing (fiksi)

#nulisartikel 7.  Jika di dunia mendapatkan royalti rupiah, di akhirat giliran royalti pahala yang akan terkirim ke tabungan catatan amal kita

#nulisartikel 8.   Artikel yang baik adalah artikel yang ada “sesuatunya”, ada kebaruan data dan analisis, harus “CETAR”, kata Syahrini

#nulisartikel 9.  Ibarat rumah, struktur bangunan artikel meliputi judul, paragraf pembuka, isi atau tubuh tulisan dan penutup

#nulisartikel 10. Judul usahakan maksimal tiga kata, harus menarik, relevan dengan isi, singkat dan “provokatif”

#nulisartikel 11. Agar menarik bisa dengan persamaan rima/bunyi di akhir kata, contoh: Desentralisasi Literasi, Kaya Laba Miskin Wacana

#nulisartikel 12.  Paragraf pembuka bisa berupa kutipan berita, fakta, pernyataan, puisi pendek, aforisme, pertanyaan gugatan & awal kisah

#nulisartikel 13. Isi meliputi data, fakta, analisis, acuan referensi/bacaan, jangan asal kutip data dan pendapat orang lain

#nulisartikel 14. Pada satu titik setelah/sebelum mengutip pendapat orang, Anda harus mengeluarkan pendapat sendiri yang originil/genuine

#nulisartikel 15. Di bawah langit tidak ada sesuatu yang benar-benar baru, maka jangan kuatir kalau ternyata pendapat Anda agak-agak mirip dengan orang lain

#nulisartikel 16. Data hendaknya disederhanakan dan disajikan secara naratif, tidak dalam bentuk kolom, karena akan memakan ruang (karakter)

#nulisartikel 17. Bagian akhir adalah penutup, berisi simpulan akhir. Bisa bersifat terbuka/masih menyisakan pertanyaan bisa juga tertutup

#nulisartikel 18. Penutup jadi payung buat keseluruhan isi tulisan. Itu sebab ia harus ditulis dengan kalimat-kalimat yang berdaya (meaningfull)

Diskusi menjadi menarik ketika membahas judul artikel. Salah satu peserta misalnya menyampaikan judul essay “Perpustakaan: Penting tapi bukan Prioritas”. Peserta lain memberikan tanggapan dan usulan, misalnya dengan mengubah judul menjadi “Perpustakaan: Penting tapi Tidak Genting”. Satu kata ternyata cukup menjadi bahan diskusi yang cukup hangat.

Menjelang maghrib acara ditutup. Tidak lupa, selalu diedarkan lembar evaluasi dalam setiap kegiatan di TBM Mata Aksara. Semuanya memiliki kesan positif dan merasa terbantu dengan kegiatan ini. Menggelitik semangat menulis dan menumbuhkan keberanian. Setelah dirangkum hasilnya seperti tertulis di bawah ini:

KESAN:

  • Sangat menarik & menantang acara ini. Dua jam seperti satu bulan belajar di kampus
  • Menarik!! Ternyata menulis itu tidak menakutkan
  • Saya menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap penggagas acara ini
  • Menarik dan memotivasi untuk belajar menulis
  • Memberi tantangan untuk segera membuat tulisan
  • Menambah ilmu untuk bisa menulis artikel populer. Menarik untuk dipelajari dan dipraktekkan. Mudah-mudahan ada kelanjutannya untuk lebih spesifik lagi sehingga kita bisa lebih rajin menulis
  • Menambah wawasan menulis essay
  • Mendorong untuk belajar menulis
  • Sangat bermanfaat bagi pustakawan “menulis”
  • Menambah wacana pengetahuan dalam menulis
  • Ada kiat-kiat baru dalam menulis
  • Menyenangkan sekali

HARAPAN:

 

  • Dibangun komunitas “Kelompok Belajar Menulis Artikel” untuk lebih mematangkan teori ini
  • Mohon ada tindak lanjut dari pelatihan ini di waktu yang akan datang
  • Ada proses berkelanjutan
  • Terbuka forum konsultasi
  • Ada kelanjutan yang lebih spesifik supaya kita bisa menulis artikel populer, dll. Dibuat komunitas pecinta buku
  • Dilanjutkan programnya
  • Mohon diadakan workshop menulis artikel
  • Mbak Naya bisa nulis (Ini adalah kesan dari anak usia 6 (enam) tahun yang ikut duduk manis mendengarkan maeri dari narasumber selama kegiatan. Kami mengkomunikasikan pada si Adik, bahwa ini adalah materi “belajar menulis”. Tentu saja karena si Adik benar-benar masih belajar menulis, maka demikianlah kesan yang disampaikan)

Leave a Reply

Your email address will not be published.